Di candi Borobudur terdapat relief yang bisa kita lihat bersama-sama yang dibagi menjadi TIGA TINGKATAN, yaitu Kamadatu, Rupadatu, Arupadatu, dan Nirwana. Pada tingkat Kamadatu dan Rupadatu inilah kehidupan kita berlangsung daaanegan segala gejolak dan dinamikanya. Silahkan anda membuktikan dan menelusurinya sendiri secara rinci dari berbagai istilah dengan membaca dan mengamati dengan seksama relief peninggalan leluhur kita tersebut. Yang perlu kita tekankan adalah bagaimana kita sebagai orang biasa mampu menjalani kehidupan di Tingkat Kamadatu dan Rupadatu dengan selamat, naik ketingkat lebih tinggi tanpa mementingkan hidup keduniawian semata-mata.
Ilmu Keselamatan bagi kita memberi bekal agar kita dapat meningkatkan derajat hidup kita. Keadaan kehidupan adalah situasi dan suasana hidup seseorang pada waktu tertentu di tempat terteentu. Keadaan kehidupan dapat pula disebut "nasib". Persoalannya, bagaimana mengatakan keadaan kehidupan kita ? Agar mudah dipahami, mari kita tenggok pendapat pujangga besar kita dari Keraton Surakarta, yaitu Eyang Ronggowarsito yng merumuskan keadaan suatu masyarakat pada waktu tertentu menjadi tiga zaman : Kalatidha, Kalasubha dan Kalabendhu. Kiranya pembagian ini dapat diterapkan pada keadaan lingkungan kehidupan setiap orang, apakah nasib seseoraang saat ini dalam keadaan Kalatidha, Kalasubha, dan Kalabendhu.
* Zaman Kalatidha
Umumnya orang Jawa mengambarkan situasi masyarakat Nusantara saat ini sebagai keadaan Kalatidha yang lazim disebut Zaman Edan atau zaman kacau balau, inti Zaman Kalatidha tertulis dalam Kidung Sinom , sebagai berikut :
Amenangi zaman edan
Ewuh aya ing pambudi
Melu edan ora tabah
Yen tan melu anglakoni
Boya keduman milik
Kaliren wekasinipun Alloh
Bedjo bedjaning kang lali
Luwih bedjo kang eling lan waspada
Bila kita artikan ke dalam Bahasa Indonesia. syair di atas kurang lebih sebagai berikut :
Menyaksikan zaman edan
Tidaklah mudah untuk dimengerti
Ikut edan tidak sampai hati
Bila tidak ikut edan
Tidak kebagian harta
Akhirnya kelaparan
Namun putusan Alloh
Betapa keberuntungan orang lupa (edan)
Yang lebih bahagia adalah orang yang sadar dan waspada.
Kehidupan dalam situasi Zaman Kalatidha serba tidak menentu, yang dilukiskan sebagai keadaan tiada aturan atau pedoman yang jelas yang tidak dapat dituruti, atau dapat saja orang tahu akan aturan tetapi hidup sesukanya sendiri, jadi aturan itu tidak dituruti. Bnyak pertengkaran terjadi karena orang lebih mengumbar maunya sendiri. Rakyat terlantar karena ulah para pemimpin yang sering berselisih. Dan perkembangan selanjutnya ditentukan oleh siapa pemenang dari pergolakkan tersebut. Bila orang baik mampu mengalahkan oraang jahat, masyarakat akan baik, naik tingkat ke dalam kesejahteraan yang disebut Zaman Kalasubha. Namun bila yang menang yang jahat (orang jahat di beri hormat, orang padai tiada terpakai) masyarakat menjadi rusak berantakan, inilah disebut Zaman Kalabendhu.
* Zaman Kalasubha
Artinya di zaman ini sebagai masyarakat sejahtera, aturan yang lebih pasti, pemimpin berwibawa, dan bukannya rakyat melayani raja tetapi raja manembah ing kawula, tahta untuk rakyat, yang berarti raja menggabdi dan melayani rakyat sebagaimana yang telah dilakukan oleh Sultan Hamengkubuwono IX. Kehidupan rakyat terjamin sandang, pangan, lan papan, yang pada dasarnya para pemimpin mengabdi pada rakyat.
* Zaman Kalabendhu
Mudah-madahan zaman ini tidak terjadi lagi di Nusantara ini, dan Zaman Kalabendhu pernah terjadi pada era penjajahan Belanda dan era penjajahan Jepang di bumi Nusantara. Zaman Kalabendhu akan terjadi kira-kira bila di Seluruh Indonesia terjadinya bubarnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pergolakan dan perang terjadi luar biasa hebatnya, akibatnya rakyat sangat menderita, dan bangsa asing akan pura-pura membantu, tetapi yang terjadi justru bangsa asing ini menjajah bumi Indonesia.
Jadi inilah ke tiga Zaman yang kemungkinan akan terjadi di Nusantara, apabila kita tidak hati-hati mengelolanya dengan baik dan negara kita benar-benar tidak kita jaga sifat-sifat gotong royong, musyawarah mufakat, kerukunan masyarakat di dalam kehidupan bermasyarakat, salam persaudaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar